Filipoo Inzaghi


Filippo "Pippo" Inzaghi (lahir di Piacenza, 9 Agustus 1973; umur 39 tahun) adalah seorang pemain sepakbola Italia yang berposisi sebagai penyerang. Julukannya adalah Pippo atau Super Pippo. Saat ini ia berstatus sebagai pelatih team Akademi Milan. Ia adalah pencetak goal terbanyak sepanjang sejarah kompetisi Eropa (70 goal), sebelum rekornya disamai oleh Raul Gonzales. Ia juga pencetak goal terbanya untuk AC Milan di kompetisi Internasional dengan 43 goal, dan pemain yang paling sering mencetak Hattrick di pentas Serie A (10) dan di Liga Champions (3 - sama dengan Michael Owen) Inzaghi juga satu-satunya penyerang yang bisa mencetak goal di semua kompetisi yang di ikuti oleh klub dari Eropa, setelah 2 goal yang ia sarangkan ke gawang Boca Juniors pada final Piala Dunia Antarklub tahun 2007. Adiknya, Simone Inzaghi, juga seorang pemain sepakbola profesional.


KARIER KLUB



Kariernya dimulai di klub kota kelahirannya Piacenza pada tahun 1991. Namun ia hanya bermain di dua pertandingan. Pada musim berikutnya ia dipinjamkan keLeffe yang bermain di Seri C1, dimana ia mencetak 13 gol dari 21 penampilan. Pada tahun 1993 ia kembali dipinjamkan ke klub Verona, dan membukukan 13 gol dari 36 penampilan. Setelah tampil meyakinkan di Verona, musim berikutnya ia kembali ke Piacenza dan membantu klubnya promosi ke Seri A dengan 15 gol dari 37 penampilan.


Karena dianggap berprospek cerah, tahun 1995 ia dibeli oleh Parma. Namun pada musim ini, ia hanya mencetak 2 gol dari 15 pertandingan di Seri A dimana salah satu gol nya ia cetak ke gawang bekas klubnya, Piacenza, yang membuatnya menangis. Ia juga mencetak 2 gol di Piala Winners.


Musim berikutnya ia dipinjamkan ke Atalanta dan di sinilah kariernya bersinar, Inzaghi menjadi Capocannoniere (gelar top skorer di italia) Seri A dengan 24 gol dalam 33 penampilan. Ia pun berhasil mencetak gol ke semua gawang lawannya dan pada musim itu pula ia mendapat penghargaan Serie A Young Footballer of the Year. Berkat jasanya, pada pertandingan terakhir Atalanta di musim tersebut ia ditunjuk sebagai kapten.






JUVENTUS


Setelah musim yang hebat bersama Atalanta, dia kembali dan menyadari bahwa tidak ada tempat untuknya di Parma. Ia pun menuju klub keenamnya dalam tujuh tahun terakhir, Juventus yang membelinya seharga 23 milliar Lira.[3] Disini ia memiliki tandem hebat,Alessandro Del Piero yang membuat duet mereka dijuluki Del-Pippo dan Zinedine Zidane berada di belakang mereka. Di musim ini, ia mencetak 18 gol dari 31 pertandingan di liga dan menjadi penentu Scudetto Juventus lewat hattrick nya ke gawang Bologna. Sayangnya, di final Liga Champions mereka harus menyerah 0-1 dari Real Madrid. Selama di Juventus, Inzaghi menjadi pemain pertama yang mencetak 2 Hattrick di Liga Champions ke gawang Dinamo Kiev dan Hamburg SV.


AC.MILAN



Setelah 4 musim bersama Juventus dengan torehan 89 gol dari 165 partai, inzaghi tersingkir oleh David Trézéguet. Lalu pelatih Milan,Fatih Terim menyelamatkan kariernya dengan membelinya dengan transfer sebesar 70 milliar Lira (45 juta Euro) plus Christian Zenonipada bursa transfer musim 2001/2002.[4] (Sky Sports reported a smaller total figure, £17M[5] Pihak manajemen Juventusmengumumkan penjualan inzaghi memberikan profit €31 Juta bagi mereka.[6] Namun pada musim tersebut, inzaghi cedera dan absen hampir setengah musim. Hanya 10 gol yang ia cetak, dan Milan tersingkir di Piala UEFA.


Musim 2002-2003 adalah musim yang baik untuk Super Pippo, selain karena Milan menjuarai Liga Champions dan Piala Italia, ia juga menorehkan rekor dengan menjadi pemain pertama yang mencetak 3 kali hattrick di Liga Champions. Terasa lebih spesial lagi karena Inzaghi mengalahkan bekas klubnya, Juventus, di partai final. Ia dan tandemnya, Andriy Shevchenko adalah duet yang disegani. Inzaghi sendiri mencetak 30 gol di semua kompetisi musim tersebut.


Dua musim setelahnya, Inzaghi lebih banyak berkutat dengan cedera. Namun ketika pulih, ia tak butuh waktu lama untuk kembali mencetak gol. Di Seri A ia berhasil menjaringkan bola 12 kali dalam 23 pertandingan, dan 4 gol dalam lima partainya di Liga Champions.


Tahun berikutnya, Inzaghi ikut berperan mengantar Milan menjuarai Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1. ia mencetak 2 gol, dan setelah pertandingan ia berkata:


"Saya bermimpi mencetak dua gol pada final, dan dua gol yang saya cetak kemarin malam adalah hal yang paling penting dalam hidup saya. Ini adalah pertandingan yang tidak akan terlupakan. (pertandingan) Ini adalah sesuatu yang akan ada selama hidup saya dan dua gol di final ini berbicara dengan sendirinya."


kemenangan ini sekaligus membalas kekalahan Milan pada musim 2004-2005, dimana Liverpool menjadi juara melalui adu penalti setelah 90 menit skor sama kuat 3-3. Pada final di Stadion Olimpiade Atatürk di Istanbul itu Inzaghi tidak bermain karena cedera.


Karena menjuarai Liga Champions, Milan berhak tampil di ajang Piala Super Eropa musim berikutnya, dan Inzaghi mencetak gol yang menyamakan kedudukan ketika menghadapi Sevilla, dan akhirnya unggul dengan skor akhir 3-1. Inzaghi pun menutup tahun 2007 dengan dua gol nya ke gawang Boca Juniors pada final Piala Dunia Antarklub, Milan menang 4-2 sekaligus membalas kekalahan pada tahun 2003. Setelah itu, ia yang tadinya kehilangan naluri mencetak golnya karena cedera mulai menemukan bentuk permainannya. Dalam 15 partai terakhir Seri A, ia mencetak 11 gol. Walaupun tampil baik, itu belum cukup meyakinkan pelatih Italia Roberto Donadoniuntuk memanggilnya ke EURO 2008.


Pada 8 Maret 2009, Inzaghi kembali mencetak hattrick ketika menghadapi Torino, yang membuatnya menjadi pemain sepakbola yang paling sering mencetak hattrick di Seri A selama 25 tahun terakhir (10 kali). Ia berada di atas Giuseppe Signori (9), Hernán Crespo (8),Roberto Baggio, Marco van Basten, Gabriel Batistuta, Abel Balbo, Vincenzo Montella (7), and David Trézéguet (6). Inzaghi membukukan satu Hattrick untuk Atalanta, empat untuk Juventus, dan lima untuk Milan. Pada musim ini juga ia mencetak gol nya yang ke 300 di Seri A musim itu ke gawang Siena.


Musim 2010-2011, ketika membela milan menghadapi Palermo ia mengalami cedera serius dan mengharuskannya absen hingga akhir musim. Walaupun cedera tersebut dapat mengakhiri kariernya karena usianya pun sudah tidak muda lagi untuk ukuran pesepakbola, Pippo masih optimis dapat kembali merumput.






KARIER INTERNASIONAL



Inzaghi pertama kali membela Italia pada tanggal 8 Juni 1997 menghadapi Brazil. Dia masuk dalam skuat Italia pada Piala Dunia 1998,EURO 2000, Piala Dunia 2002, dan Piala Dunia 2006. Inzaghi adalah top skorer Italia pada kualifikasi Piala Dunia 2002 dan EURO 2004, namun pada EURO 2004 ia mengalami cedera sehingga tidak dipanggil.


Walaupun cedera nya sering kambung pada tahun 2003 sampai dengan 2005, pada Piala Dunia 2006 pelatih Italia Marcello Lippimembawanya ke dalam skuat. Dengan berisikan striker hebat seperti Alessandro Del Piero, Francesco Totti and Luca Toni, Inzaghi hanya tampil sekali dalam Piala Dunia ini menggantikan Alberto Gilardino pada pertandingan menghadapi Republik Ceska, dan berhasil mencetak satu-satunya gol yang ia lesakkan di turnamen ini.


Inzaghi juga adalah pencetak gol terbanyak ke enam untuk Italia dengan 25 gol nya. Ia sejajar dengan Adolfo Baloncieri dan Alessandro Altobelli.


Inzaghi dikenal sebagai pemain yang sering Offside (sepak bola) serta sering dikritik karena sering melakukan diving untuk mendapatkan tendangan bebas atau penalti. Sir Alex Ferguson pernah berujar, "Orang itu pasti terlahir dalam posisi offside.

0 komentar:

Posting Komentar